Saturday, 20 April 2019

LP TEORI PRE EKLAMPSIA

   No comments     
categories: , , ,
BAB 1
TINJAUAN TEORI
PRE EKLAMPSIA


I.1   TINJAUAN MEDIS
1.1.1        PENGERTIAN
Per eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ).

1.1.2        ETIOLOGI
            Tidak jelas,resiko tinggi :
-          Usia ≥35 tahun / ≤20 tahun
-          Underweight
-          Obesitas
-          Riwayat keluarga HT
-          Pernah PIH sebelumnya

1.1.3        KLASIFIKASI HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
1)      Gestasional Hipertensi
- TD ± 140/90 mmHg untuk pertama kali selama hamil
- Tidak ada proteinuria
- Tekanan darah kembali ke normal ≤ 12 minggu post partum
2)  Hipertensi Kronik
      - Tanpa proteinuria
- TD > 140/90 mmHg ditemui pada usia < 20 minggu /sebelum hamil
3)   Pre-eklamasi
- TD 140/90 mmHg setelah gestasi 20 minggu
- Proteinuria 2+
- Kreatinin serum > 1.2 mg/dl
- Trombosit < 100.000 /mm3
4)   Eklamsia
      - Apabila terjadi kejang
      - Penurunan kesadaran/ koma pada pasien

1.1.4        PREEKLAMSI BERAT
Bila didapatkan lebih dari 1 gejala dibawah ini :
1.      TD ≥ 160/110 mmHg
2.      Proteinuria ≥ 2 g/24 jam (3+, 4+)
3.      kreatinin serum > 1.2 mg%, oliguria (<400 ml/24 jam)
4.      trombosit < 100 000/mm3
5.      sakit kepala yang menetap, gangguan visus dan serebral
6.      nyeri epigastrium yang menetap
7.      pertumbuhan janin terhambat
8.      mual
9.      peningkatan kadar enzim hati (SGOT-SGPT)
10.  edema paru disertai sianosis
11.  adanya sindrom HELLP (Hemolysis Elevated Liver enzim Low Pletelet count)

1.1.6   KOMPLIKASI HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
1)      Sindroma HELLP (Hemolysis Elevated Liver enzim Low Pletelet count)
2)      Krisis Hipertensi
3)      Kelebihan beban vaskuler, gagal jantung kongestif
4)      Pulmonary oedema
5)      Insufisiensi uteroplasenta
6)      IUGR (Intra Uterin Growth Retardation)
7)      Gangguan SSP
8)      Cedera serebrovaskuler
9)      Kejang
10)  Kehilangan janin

1.1.7        PEMERIKSAAN PENUNJANG
            1) CBC/ DL : Hct meningkat/ menurun pada sindroma Hellp, trombosit menurun
2)  LFT : peningkatan SGOT, SGPT dan LDH
3)  Uric acid > 7 mg/dl
4)  Total protein > 300 mg/24 jam
5)  Status koagulasi : PT, PTT dan masa pembekuan memanjang
6)  BUN, creat tinggi

1.1.8        PENGELOLAAN PREEKLAMSI BERAT
1)      Konservatif
Bila umur kehamilan < 37 minggu, kehamilan dipertahankan selama mungkin sambil memberikan terapi medikamentosa
2)      Aktif/Agresif
Bila umur kehamilan > 37 minggu, kehamilan diakhiri setelah mendapatkan medikamentosa untuk stabilisasi ibu
Terapi medikamentosa  meliputi :
1)      Segera MRS
2)      Tirah baring miring kiri secara intermitten
3)      Infus RL/D5 %
4)      Pemberian anti kejang MgSO4 , sebagai pencegahan dan terapi kejang
5)      Pemberian MgSO4 dibagi :
a.       Loading dose (initial dose) : dosis awal
b.      Maintenance dose : dosis lanjutan

I.2         KONSEP DASAR ASKEP
1.2.1  PENGKAJIAN
Data yang dikaji pada ibu dengan pre eklampsia adalah :
1.      Data subyektif :

-          Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35 tahun
-          Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur
-          Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM
-          Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya
-          Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun selingan
-          Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya

  1. Data Obyektif :
            -          Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam
-          Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema
-          Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress
-          Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian SM ( jika refleks + )
-          Pemeriksaan penunjang ;
·   Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali dengan interval 6 jam
·   Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml
·   Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
·   Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada otak
·   USG ; untuk mengetahui keadaan janin
·   NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin

1.2.2        PERENCANAAN
1.2.2.1 Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah).
           Tujuan :
           Tidak terjadi kejang pada ibu
           Kriteria Hasil :
a. Kesadaran : compos mentis, GCS : 15 ( 4-5-6 )
b.Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah         : 100-120/70-80 mmHg           Suhu    : 36-37 C
Nadi                         : 60-80 x/mnt                          RR       : 16-20 x/mnt

Intervensi :
  1. Monitor tekanan darah tiap 4 jam
R/. Tekanan diastole > 110 mmHg dan sistole 160 atau lebih merupkan indikasi dari PIH
  1. Catat tingkat kesadaran pasien
R/. Penurunan kesadaran sebagai indikasi penurunan aliran darah otak
  1. Kaji adanya tanda-tanda eklampsia ( hiperaktif, reflek patella dalam, penurunan nadi,dan respirasi, nyeri epigastrium dan oliguria )
R/. Gejala tersebut merupakan manifestasi dari perubahan pada  otak, ginjal, jantung dan paru yang mendahului status kejang
  1. Monitor adanya tanda-tanda dan gejala persalinan atau adanya kontraksi uterus
R/. Kejang akan meningkatkan kepekaan uterus yang akan memungkinkan terjadinya persalinan
  1. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti hipertensi dan SM
R/. Anti hipertensi untuk menurunkan tekanan darah dan SM untuk mencegah terjadinya kejang

1.2.2.2 Resiko tinggi terjadinya fetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan pada plasenta
Tujuan :
Tidak terjadi foetal distress pada janin
Kriteria Hasil :
a.       DJJ ( + ) : 12-12-12
b.      Hasil NST : normal
c.       Hasil USG ; normal
Intervensi :
  1. Monitor DJJ sesuai indikasi
R/. Peningkatan DJJ sebagai indikasi terjadinya hipoxia, prematur dan solusio plasenta
  1. Kaji tentang pertumbuhan janin
R/. Penurunan fungsi plasenta mungkin diakibatkan karena hipertensi sehingga timbul IUGR
  1. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri perut,  perdarahan, rahim tegang, aktifitas janin turun )
R/. Ibu dapat mengetahui tanda dan gejala solutio plasenta dan tahu akibat hipoxia bagi janin
  1. Kaji respon janin pada ibu yang diberi SM
R/. Reaksi terapi dapat menurunkan pernafasan janin dan fungsi jantung serta aktifitas janin
  1. Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST
R/. USG dan NST untuk mengetahui keadaan/kesejahteraan janin

           1.2.2.3  Takut/ anxiety berhubungan dengan PEB dan efeknya pada ibu dan janin
Tujuan: Perasaan dan gejala kecemasan berkurang
Intervensi :
1.      Beri rasa tenang, suasana rileks
R : Memfasilitasi koping
2.      Anjurkan untuk mengungkapkan ketakutannya
R : Menurunkan intensitas respon emosional
3.      Libatkan ibu dan keluarga untuk manajemen PE
R : Meningkatkan rasa kontrol
4.      Bantu ibu mengidentifikasi dan menggunakan strategi koping dan support system
R : Menurunkan kecemasan dan ketakutan
5.      Gunakan teknik relaksasi
R : Menurunkan emosi takut dan gejala fisik

           1.2.2.4  Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan nafsu makan, mual muntah
Tujuan: Ibu tidak mengalami penurunan BB > 10%
Intervensi :
1)      Timbang BB dan kaji BB
R : Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal dan atau BB dibawah normal meningkatkan risiko IUGR
2)      Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
R : Meningkatkan asupan nutrisi sesuai toleransi ibu
3)      Anjurkan menghindari makanan yang berlemak
R : Makanan berlemak dapat menstimulus mual dan muntah
4)      Perhatikan adanya ngidam, kaji pilihan makanan yang diinginkan
R : Meningkatkan motivasi makan dan seleksi bahan makanan yang berbahaya
5)      Anjurkan bedrest
R : Menghemat penggunaan energi




DAFTAR PUSTAKA


Achdiat, M. Crisdiono. (2004). Protap Obsgyn. Jakarta : EGC

Doengoes, ME dan MF. Moorhouse. (1994). Rencana Perawatan Maternal (Bayi Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien). Edisi 2. Terj. Monika Ester. (196). Jakarta : EGC.

Lowdermilk, Perry & Bobak. (1999). Maternity Nursing. Mosby Inc. St. Lousi. Moissouri.

Guttracher, Alan. (2007). Seorang wanita Hamil. http://www.ag-usa.org/Pubs/tgs/08/28gr.html. Tanggal Akses ....................

Hamilton, Persis Mary. (1995). Dasa-dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6.  Jakarta : EGC.

Leaflet RS. Baptis Kediri. (2009). Diit Rendah Garam.

0 komentar:

Post a Comment