Saturday, 20 April 2019

LP TEORI KEHAMILAN

   No comments     
categories: , , ,
BAB 1
TINJAUAN TEORI
KEHAMILAN

1.1  Tinjauan Medis
1.1.1        Konsep kehamilan
1.1.1.1  Pengertian
          Kehamilan adalah peristiwa terjadinya perubahan, zygot, mudigah, janin dalam tubuh seorang wanita atau proses pertumbuhan calon manusia (Mochtar. 1998).
         Kehamilan adalah saat-saat krisis terjadinya gangguan perubahan identitas dan peran bagi setiap orang, ibu, bapak dan anggota keluarganya (Hamilton, 1995).
            Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio dan fetus di dalam tubuhnya ( Guttmacher,2007 )
            Periode prenatal adalah periode persiapan secara fisik yakni pertumbuhan dan adaptasi maternal maupun secara psikologis yakni antisipasi menjadi orang tua (Bobak, 2004)

1.1.1.2  Etiologi
Adanya konsepsi atau pertemuan inti ovum dengan spermatozoa dan membentuk zigot yang terus berkembang dan bergerak ke arah, rongga rahim kemudian berimplantasi ke dalam endometrium ibu (Mochtar, 1995).
Persatuan antara sel telur dan sperma yang menandai awal suatu kehamilan. Peristiwa yang terjadi adalah pembentukan gamet (sel telur dan sperma), ovulasi (pelepasan sel telur), penggabungan gamet dan implantasi embrio di dalam uterus. ( Bobak, Lowdermilk& Jansen, 2004)

1.1.1.3  Fisiologi

Dalam masa kanak-kanak, indung telur masih istirahat belum berfaal dengan baik. Setelah akhil baliq, maka terjadilah perubahan-perubahan besar pada seluruh tubuh wanita. Ciri khas kedewasaan manusia ditandai dengan perubahan-perubahan siklik pada alat kandungan sebagai persiapan untuk suatu kehamilan yang ditandai dengan datangnya haid, yaitu pengeluaran darah tiap bulan dari rahim.Setiap bulan wanita melepaskan  1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi), yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam saluran telur. Waktu persetubuhan cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terbagi di bagian yang menggambung dari tubafalopi, di sekitar sel telur, banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum, kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur, peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi – fertilisasi). Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar tuba) menuju ruang rahim, kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang di ruang rahim. Peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai hidasi diperlukan waktu kira-kira 6-7 hari. Untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi mudigah dan janin, dipersiapkan uri (placenta). Jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi), nidasi dan placenta 

1.1.1.1  Tanda dan Gejala Kehamilan
1)      Tanda presumtif (dugaan)
(1). Amenorea (tidak dapat haid)
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan, yang dihitung dengan menggunakan rumus.
(2). Mual dan muntah
Biasanya terjadi pada bulan pertama hingga akhir tri wulan pertama, karena sering terjadi pada pagi hari, disebut “morning sickness”. Bila mual dan muntah terlalu sering disebut hiperemesis.
(3). Mengidam (ingin makan khusus)
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada bulan-bulan triwulan pertama.
(4). Tidak tahan terhadap bau-bauan
(5). Pingsan
Bila berada pada tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan
(6). Lelah (fatique)
(7). Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar montgomery terlihat lebih membesar.
(8). Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan
Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali karena kandung kemih ditekan oleh janin
(9). Konstipasi atau obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid
(10).Pemekaran vena-vena (varices)

2)      Tanda Kemungkinan Hamil
(1). Perut membesar
(2). Uterus membesar : terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi
(3). Tanda hegar
(4). Tanda hadwick
(5). Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang
(6).  Reaksi kehamilan positif

3)      Tanda pasti (tanda positif)
(1). Gerakan janin dapat hilang atau diraba, juga bagian-bagian janin
(2). Denyut jantung janin terdengar
(3). Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen

1.1.1.2  Klasifikasi Kehamilan
1)      Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu dan tidak lebih dari 43 minggu
2)      Kehamilan prematur merupakan kehamilan yang berlangsung antara 26 – 36 minggu
3)      Kehamilan post matur adalah kehamilan bila lebih dari 43 minggu
4)      Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium kavum uteri
Menurut  usia kehamilan, kehamilan dibagi menjadi :
1)      Kehamilan trimester I       : 0 – 14 minggu
2)      Kehamilan trimester II      : 14 – 28 minggu
3)      Kehamilan trimester III    : 28 – 42 minggu

1.1.1.3  Pemeriksaan Penunjang
1)      Tes kehamilan
Yang banyak dipakai pemeriksaan HCG dalam urin.
2)      Dengan ultrasonografi (USG) atau scanning dapat dilihat gambaran janin
3)      Pada pemeriksaan sinar X tampak ke rongga janin. Sekarang tidak dilakukan lagi, karena dampak radiasi terhadap janin.

1.1.1.4  Penatalaksanaan
Menyiapkan mental dan fisik ibu serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas agar sehat dan normal setelah ibu melahirkan, ibu dapat diberikan informasi mengenai :
1)  Kegiatan fisik yang dapat dilakukan dalam batas normal seperti jalan kaki, mengikuti senam hamil
2)      Pemenuhan gizi bagi ibu hamil
3)      Persiapan perawatan bayi
4)      Persiapan menyusui
5)   Pemeliharaan kebersihan, khususnya daerah genetalia, karena selama kehamilan terjadi peningkatan sekret

1.1.2        Konsep APB ( Ante Partum Bleeding )
1.1.2.1  Pengertian
Perdarahan Ante Partum didefinisikan sebagai perdarahan signifikan dari jalan lahir yang terjadi setelah kehamilan minggu ke 20. ( Jones,2002; 109)
Perdarahan Ante Partum adalah perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 20 minggu. ( Arif Mansjoer,2001; 276)

1.1.2.2  Etiologi
Perdarahan Ante Partum dapat disebabkan oleh :
(1). Plasenta Previa
Plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim (SBR) dan menutupi sebagian atau seluruh Ostium Uteri Internum(OUI), sedang hamilan itu sudah viable atau mampu hidup diluar rahim ( usia kehamilan > 20 minggu atau BB > 500 gram )
(2). Solusio Plasenta
Lepasnya plasenta dari insersinya yang normal pada uterus sebelum janin dilahirkan atau sebelum kala III
(3). Porsio uteri
(4). Karsinoma porsio uteri
(5). polip servik uteri

1.1.1.1  Klasifikasi Plasenta Previa
1)      Plasenta Previa Totalis
Plasenta menutupi OUI secara total
2)      Plasenta Previa Parsialis
Plasenta menutupi sebagian OUI
3)      Plasenta Letak Rendah ( Low Implantation Of Placenta )
Implantasi plasenta di SBR tetapi tidak menutupi OUI
4)      Plasenta Previa Marginalis / Parsialis
Hanya bagian tepi plasenta yang terletak di pinggir OUI yang bisa diraba saat eksplorasi digital sekitar servik

1.1.1.2  Klasifikasi Solusio Plasenta
1)      Covert Abruptio Placenta
Pelepasan plasenta di mulai dari tengah, perdarahan terperangkap di antara dinding uterus dan plasenta, sehingga menyebabkan plasenta terlepas luas, uterus tegang karena distensi. KU ibu dan janin jelek
2)      Overt Abruptio Placenta
Perdarahan dimulai dari tepi, darah melewati dinding uterus dan membran fetus lalu keluar melaliu OUI, dapat juga darah infiltrasi ke miomeyrium menyebabkan uterus berwarna biru disebut dengan Couvelaire Uterus

1)      Terapi Ekspektatif/konservatif
Syarat :
(1). UK < 37 minggu
(2). Perdarahan sedikit lalu berhenti
(3). KU baik
(4). Janin masih hidup
Terapi yang diberikan :
(1). Bedrest
(2). Antibiotika Profilaksis
(3). Tokolitik bila ada kontraksi : MgSO4 dan nifedipin
(4). Amniosentesis untuk pematangan paru janin
(5). Plasenta previa lateralis dan letak rendah masih dimungkinkan untuk dilahirkan pervaginam, dimana terminasi diawali dengan amniotomi dilanjutkan dengan pemacuan, bila perdarahan terus dilakukan seksio sesaria
2)      Terapi Aktif
(1). Seksio sesaria
(2). Partus pervaginam

1.1  Tinjauan Asuhan Keperawatan
1.1.1        Pengkajian
1)      Anamnesa
(1)    Anamnesa identitas istri dan suami : nama, umur, agama, pekerjaan, alamat dan sebagainya
(2)    Anamnesa umum
2.1  Tentang keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan dan sebagainya
2.2  Tentang haid : kapan mendapat haid terakhir untuk mengetahui perkiraan tanggal persalinan
2.3  Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan sebagainya pada kehamilan sebelumnya
2)      Pemeriksaan Fisik
(1)    Inspeksi dan pemeriksaan fisik diagnostik
Pemeriksaan seluruh tubuh secara baik, tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan, jantung, paru-paru dan sebagainya.
(2)    Perkusi
Tidak begitu banyak artinya kecuali bila ada sesuatu indikasi
(3)    Palpasi
Ibu hamil disuruh berbaring terlentang, kepala dan bahu sedikit lebih tinggi dengan memakai bantal, pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu, dengan sikap hormat lakukanlah palpasi bimanual terutama pada pemeriksaan perut dan payudara
Palpasi perut menentukan :
1        Besar dan konsistensi rahim
2        Bagian-bagian janin, letak, presentasi
3        Gerakan janin
4        Kontraksi rahim
Cara palpasi dengan leopold dan variasi
1.      Leopold I :           Menentukan tinggi fundus uteri
-         Pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil
-             Menentukan tinggi fundus uteru dan bagian janin dalam fundus
-         Konsistensi uteru
Variasi menurut Knebel :
Menentukan letak kepala atau bokong dengan satu tangan di fundus dan tangan lain di atas simfisis

2.      Leopold II            :           Menentukan posisi janin, letak punggung janin
-       Menentukan batas samping rahim kanan – kiri
-        Menentukan letak punggung janin
-        Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
Variasi menurut Budin
Menentukan letak punggung dengan satu tangan menekan di fundus

3.      Leopold III           :           Menentukan presentasi janin
-         Menentukan bagian terbawah janin
-          Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk atau masih bisa digoyang
Variasi menurut Ahlfeld
Menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri diletakkan tegak di tengah perut
4.      Leopold IV          :           Menentukan seberapa jauh kepala janin sudah masuk Pintu Atas Panggul (PAP)
-               Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu hamil
-             Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah masuk Pintu Atas Panggul.
(4)    Auskultasi
Digunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetrik untuk mendengarkan Denyut Jantung Janin (DJJ) yang dapat kita dengarkan adalah :
1.      Dari Janin
1)      DJJ pada bulan 4 – 5
2)      Bising tali pusat
3)      Gerakan dan tendangan janin
     2.   Dari Ibu
1)      Bising rahim (uterine spuffle)
2)      Bising aorta
3)      Peristaltik usus

1.1.2        Rencana Asuhan Keperawatan
1.   Diagnosa : Gangguan nyaman nyeri berhubungan dengan tekanan mekanik dari bagian yang terus berkembang
Kemungkinan penyebab :
Mengungkapkan perilaku distrasi, wajah menunjukkan nyeri, penyempitan fokus respon autonomik
Tujuan Keperawatan :
Mengungkapkan penurunan nyeri menggunakan teknik yang terapeutik
Intervensi  dan rasional :
1)      Kaji derajat nyeri (ketidaknyamanan) melalui isyarat verbal dan non verbal
R : Sikap terhadap nyeri dan reaksi terhadap nyeri dan berdasarkan pada pengalaman masa lalu dan konsep diri
2)      Bantu dalam penggunaan teknik pernapasan relaksasi nafas dalam
R : Dapat memblok impuls nyeri dalam korteks serebral melalui respon kondisi dan simulasi cutan
3)      Kaji tekanan darah dan nadi tiap 4 jam
R : Hipotensi efek umum dapat mempengaruhi O2 janin
4)      Pantau DJJ dan catat penurunan bariabilitas
R : Bradikardi dan penurunan nariabilitas janin adalah efek samping dari blok pra serviokal

2.  Diagnosa : Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan pembesaran uterus dan peningkatan tekanan abdomen
Kemungkinan penyebab :
Melaporkan atau mengalami masalah eliminasi urine seperti :
1)      Dorongan berkemih
2)      Sering berkemih
3)      Keragu-raguan
4)      Nokturia
5)      Enuresis
6)      Menetes
7)      Distensi kandung kemih
Tujuan Keperawatan :
Memahami kondisi kehamilan klien

Kriteria hasil :
1)      Individu mengungkapkan pemahaman tentang kondisi
2)       Mengidentifikasi cara untuk mencegah stasis urinarius dan edema jaringan
Intervensi dan rasional :
1)      Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan dengan trimester III
R :       Membantu klien memahami alasan fisiologis dari frekuensi perkemihan
2)      Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur
R :      Meningkatkan perfusi ginjal dan memobilisasi bagian yang mengalami edema
3)      Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau  upine dalam waktu yang lama
R :      Posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena kava
4)      Berikan informasi mengenai perlunya masukan cairan 6 – 8 gelas/hari
R :      Mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat yang mengurangi natrium

3.    Diagnosa : Pengetahuan mengenal persiapan untuk persalinan berhubungan dengan kurang pemajanan atau informasi
Kemungkinan penyebab :
1)      Permintaan informasi atau mengungkapkan kurang pengetahuan
2)      Melakkan dengan tidak tepat perilaku kesehatan yang dianjurkan
3)   Memperlihatkan atau mengekspresikan perubahan psikologis mengakibatkan kesalahan informasi
Tujuan Keperawatan :
Persiapan persalinan dan kelahiran dapat dipahami
Kriteria Hasil :
1)      Mengungkapkan kesiapan untuk persalinan
2)      Mendiskusikan tentang cara persalinan
3)      Mengidentifikasi sumber yang tepat untuk mendapatkan informasi tentang perawatan setelah persalinan
Intervensi  dan rasional :
1)      Berikan informasi tentang tanda-tanda awitan persalinan
R : Membantu klien untuk mengenali awitan persalinan, untuk menjamin tepat waktu saat menangani persalinan
2)      Berikan informasi tentang perawatan diri setelah persalinan
R : Mencegah terjadinya infeksi pada luka perineum
3)      Beri informasi tentang perawatan bayi
R : Membantu menyiapkan kelahiran bayi

4.   Diagnosa :  Penurunan cardiac output berhubungan dengan kehilangan darah aktif dari plasenta previa dan solusio plasenta
Tujuan Keperawatan :
Klien dapat mempertahankan volume sirkulasi dan cardiac output secara adekuat
Kriteria Hasil :
1)      Nadi kuat
2)      Suara nafas normal
3)      Suara jantung normal
4)      Kulit merah muda
5)      Akral hangat
6)      Tonus otot normal
7)      Turgor kulit normal
8)      Produksi urin minimal 30cc/kgBB/Jam
Intervensi dan Rasional  :
1)      Palpasi uterus terhadap ketegangan, his, kaji jumlah perdarahan, warna perdarahan, cek CBC dan fungsi koagulasi
R :       Menentukan derajat perdarahan
2)      Observasi cardiac out put, pasang kateter urine
R :      Sebagai data dasar dan evaluasi terhadap keberhasilan tindakan
3)      Pasang infuse gunakan jarum besarkan
R :     Meningkan volume sirkulasi dan mencegah komplikasi pada  ibu dan janin akibat penurunan perfusi
4)      Bedrest, hindari VT, koitus
R :   Menurunkan kebutuhan oksigen, mencegah perdarahan, kontraksi uterus yang meningkat akan menyebabkan perdarahan
5)      Posisi tidur semifowler
R :    Posisi semifowler memungkinkan bayi bertindak sebagai tampon yang menghentikan perdarahan 
6)      Berikan dukungan emosi pada ibu dan keluarga
R :  Menurunkan kecemasan dan memungkinkan keluarga berperan dalam situasi kritis

5.    Diagnosa :  Risiko cidera fetal berhubungan dengan penurunan perfusi uteroplasenta akibat perdarahan dari implantasi plasenta
Tujuan Keperawatan :
Klien menunjukan perfusi plasenta adekuat
Kriteria Hasil :
1)      Pola dan frekuensi DJJ normal
2)      Gerakan janin aktif
Intervensi dan Rasional :
1)      Perhatikan status fisiologis ibu, sirkulasi, atasi kehilangan cairan
R : Kejadian hipovolemi merusak kehamilan dengan menurunkan perfusi uteroplasenta
2)      Auskultasi dan laporkan DJJ
R : Pada awalnya janin akan berespon  terhadap hipoksia dengan takikardi dan peningkatan aktivitas/gerakan janin
3)      Catat hari perkiraan lahir
R : HPL memberi perkiraan viabilitas janin
4)      Hitung jumlah perdarahan dan kontraksi uterus tiap 15 menit sampai 2 jam tergantung jumlah perdarahan
R : Jika perdarahan terus berlanjut maka berdrest dan medikasi tidak efektif untuk mempertahankan kehamilan
5)      Atur posisi tidur miring kiri
R : Meningkatkan tekanan pada vena kava inferior untuk meningkatkan preload dan meningkatakan sirkulasi plasenta
6)      Beri terapi oksigen masker
R : Meningkatkan sediaan oksigen untuk ambilan janin
7)      Persiapkan pemeriksaan USG, NST
R : Dengan NST diketahui respon DJJ terhadap gerakan janin
8)      Siapkan Intervensi bedah sesuai advis
R : Pembedahan diperlukan jika terjadi solusio plasenta berat

6.  Diagnosa : Risiko infeksi berhubungan dengan masuknya mikroorganisme melalui lepasnya implantasi plasenta
Tujuan Keperawatan :
Tidak terjadi infeksi intrauteri
Intervensi dan rasional
1)      Observasi  TTV, WBC, ketegangan uterus dan karakteristik pengeluaran pervaginam
R : Deteksi tanda awal infeksi dari paparan jaringan plasenta
2)      Lakukan perawatan perianal dengan antiseptik
R : Menurunkan infeksi asending
3)      Beri antibiotik sesuai pesanan
R : Profilaksis terhadap infeksi

7.   Diagnosa : Ansietas berhubungan dengan ancaman nyata terhadap diri, kehamilan dan janin
Tujuan Keperawatan :
Klien dapat :
1.      Mendiskusikan ketakutan mengenai diri, janin dan masa depan kehamilan
2.      Mengungkapkan pengetahuan akan situasi yang akurat
3.      Mendemonstrasikan pemecahan masalah yang efektif
4.      Melaporkan berkurangnya ketakutan
Intervensi dan Rasional :
1)      Diskusikan situasi dan pemahaman situasi dengan klien dan keluarga
R : Memberi informasi tentang reaksi individu dan tentang apa yang terjadi
2)      Pantau respon verbal dan non verbal
R : Respon tersebut menandakan tingkat rasa takut yang dialami
3)      Dengarkan secara aktif dan dampingi klien setiap saat
R : Meningkatkan rasa kontrol terhadap situasi, memberi kesempatan mengembangkan solusi sendiri
4)      Beri informasi, jawab pertanyaan dengan jujur
R : Pengetahuan membantu klien mengatasi kejadian dengan lebih efektif  
5)      Libatkan klien dan keluarga dalam tindakan perawatan kepada klien
R : Mengajak mengontrol situasi sehingga menurunkan rasa takut



DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall, 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta
 EGC.

Doenges, ME & MF Moorhaouse. (1994). Rencana Perawatan Maternal/Bayi Pedoman Untuk Perencanaan Dan Dokumentasi Perawatan Klien, edisi 2. Terj. Monika Ester. (1996). EGC :Jakarta

Jones, Derek Llewellyn. (1994). Dasar - Dasar Obstetri & Ginekologi, edisi 6. Terj. Hadyanto. (2002). Hipokrates : Jakarta

Lowdermik ,Perry & Bobak. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Mochtar,Rustam.(1998). Sinopsis Obsetri : Fisiologis, Obsetri patologi. Jakarta : EGC

Saifudin, AB. (2001). Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal & Neonatal. YBPSP: Jakarta

Tucker et al. (1992). Standart Perawatan Pasien Proses Keperawatan, Diagnosis dan Evaluasi. Terj. Yasmin Asih et al. (1991). EGC : Jakarta

0 komentar:

Post a Comment