BAB 1
TINJAUAN TEORI
KEHAMILAN
1.1 Tinjauan Medis
1.1.1
Konsep
kehamilan
1.1.1.1 Pengertian
Kehamilan adalah peristiwa terjadinya perubahan, zygot, mudigah, janin
dalam tubuh seorang wanita atau proses pertumbuhan calon manusia (Mochtar.
1998).
Kehamilan adalah saat-saat krisis terjadinya gangguan perubahan identitas
dan peran bagi setiap orang, ibu, bapak dan anggota keluarganya (Hamilton , 1995).
Kehamilan
adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio dan fetus di dalam tubuhnya (
Guttmacher,2007 )
Periode prenatal
adalah periode persiapan secara fisik yakni pertumbuhan dan adaptasi maternal
maupun secara psikologis yakni antisipasi menjadi orang tua (Bobak, 2004)
1.1.1.2 Etiologi
Adanya konsepsi atau pertemuan inti ovum dengan
spermatozoa dan membentuk zigot yang terus berkembang dan bergerak ke arah,
rongga rahim kemudian berimplantasi ke dalam endometrium ibu (Mochtar, 1995).
Persatuan antara sel telur dan sperma yang menandai
awal suatu kehamilan. Peristiwa yang terjadi adalah pembentukan gamet (sel
telur dan sperma), ovulasi (pelepasan sel telur), penggabungan gamet dan
implantasi embrio di dalam uterus. ( Bobak, Lowdermilk& Jansen, 2004)
1.1.1.3 Fisiologi
Dalam masa kanak-kanak, indung telur masih istirahat belum berfaal dengan baik. Setelah akhil baliq, maka terjadilah perubahan-perubahan besar pada seluruh tubuh wanita. Ciri khas kedewasaan manusia ditandai dengan perubahan-perubahan siklik pada alat kandungan sebagai persiapan untuk suatu kehamilan yang ditandai dengan datangnya haid, yaitu pengeluaran darah tiap bulan dari rahim.Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi), yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam
saluran telur. Waktu persetubuhan cairan semen tumpah ke dalam vagina dan
berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke
saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terbagi di bagian yang
menggambung dari tubafalopi, di sekitar sel telur, banyak berkumpul sperma yang
mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum, kemudian pada
tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah satu sel mani dan kemudian bersatu
dengan sel telur, peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi – fertilisasi).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar
tuba) menuju ruang rahim, kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya
bersarang di ruang rahim. Peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari
pembuahan sampai hidasi diperlukan waktu kira-kira 6-7 hari. Untuk menyuplai
darah dan zat-zat makanan bagi mudigah dan janin, dipersiapkan uri (placenta).
Jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur),
spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi), nidasi dan placenta
1.1.1.1 Tanda dan Gejala Kehamilan
1)
Tanda presumtif
(dugaan)
(1).
Amenorea (tidak dapat
haid)
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama
haid terakhir (HPHT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal
persalinan, yang dihitung dengan menggunakan rumus.
(2).
Mual dan muntah
Biasanya terjadi pada bulan pertama hingga
akhir tri wulan pertama, karena sering terjadi pada pagi hari, disebut “morning
sickness”. Bila mual dan muntah terlalu sering disebut hiperemesis.
(3).
Mengidam (ingin makan
khusus)
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman
tertentu terutama pada bulan-bulan triwulan pertama.
(4).
Tidak tahan terhadap
bau-bauan
(5).
Pingsan
Bila berada pada
tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan
(6).
Lelah (fatique)
(7).
Payudara membesar,
tegang dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh hormon estrogen dan progesteron
yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar montgomery terlihat lebih
membesar.
(8).
Miksi sering, karena
kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada
triwulan kedua kehamilan
Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali karena
kandung kemih ditekan oleh janin
(9).
Konstipasi atau
obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid
(10).Pemekaran vena-vena (varices)
2)
Tanda Kemungkinan
Hamil
(1).
Perut membesar
(2).
Uterus membesar :
terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi
(3).
Tanda hegar
(4).
Tanda hadwick
(5). Kontraksi-kontraksi
kecil uterus bila dirangsang
(6). Reaksi
kehamilan positif
3)
Tanda pasti (tanda
positif)
(1). Gerakan janin dapat hilang
atau diraba, juga bagian-bagian janin
(2). Denyut jantung janin terdengar
(3). Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
1.1.1.2 Klasifikasi Kehamilan
1)
Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40
minggu dan tidak lebih dari 43 minggu
2)
Kehamilan prematur merupakan kehamilan yang berlangsung
antara 26 – 36 minggu
3)
Kehamilan post matur adalah kehamilan bila lebih dari
43 minggu
4)
Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan
hasil konsepsi di luar endometrium kavum uteri
Menurut usia kehamilan, kehamilan dibagi menjadi :
1) Kehamilan
trimester I : 0 – 14 minggu
2) Kehamilan
trimester II : 14 – 28 minggu
3) Kehamilan
trimester III : 28 – 42 minggu
1.1.1.3 Pemeriksaan Penunjang
1) Tes
kehamilan
Yang banyak dipakai pemeriksaan HCG dalam urin.
2) Dengan
ultrasonografi (USG) atau scanning dapat dilihat gambaran janin
3) Pada pemeriksaan sinar X tampak ke rongga
janin. Sekarang tidak dilakukan lagi, karena dampak radiasi terhadap janin.
1.1.1.4 Penatalaksanaan
Menyiapkan mental dan
fisik ibu serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa
nifas agar sehat dan normal setelah ibu melahirkan, ibu dapat diberikan
informasi mengenai :
1) Kegiatan fisik yang dapat dilakukan dalam batas normal
seperti jalan kaki, mengikuti senam hamil
2)
Pemenuhan gizi bagi ibu hamil
3)
Persiapan perawatan bayi
4)
Persiapan menyusui
5) Pemeliharaan kebersihan, khususnya daerah genetalia,
karena selama kehamilan terjadi peningkatan sekret
1.1.2
Konsep APB (
Ante Partum Bleeding )
1.1.2.1 Pengertian
Perdarahan Ante Partum didefinisikan sebagai
perdarahan signifikan dari jalan lahir yang terjadi setelah kehamilan minggu ke
20. ( Jones,2002; 109)
Perdarahan Ante Partum adalah perdarahan jalan lahir
setelah kehamilan 20 minggu. ( Arif Mansjoer,2001; 276)
1.1.2.2 Etiologi
Perdarahan Ante Partum dapat disebabkan oleh :
(1). Plasenta
Previa
Plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim (SBR) dan menutupi
sebagian atau seluruh Ostium Uteri Internum(OUI), sedang hamilan itu sudah
viable atau mampu hidup diluar rahim ( usia kehamilan > 20 minggu atau BB
> 500 gram )
(2). Solusio
Plasenta
Lepasnya plasenta dari insersinya yang normal pada uterus sebelum janin
dilahirkan atau sebelum kala III
(3). Porsio
uteri
(4). Karsinoma
porsio uteri
(5). polip
servik uteri
1.1.1.1 Klasifikasi Plasenta Previa
1)
Plasenta Previa Totalis
Plasenta menutupi OUI secara total
2)
Plasenta Previa Parsialis
Plasenta menutupi sebagian OUI
3)
Plasenta Letak Rendah ( Low Implantation Of Placenta )
Implantasi plasenta di SBR
tetapi tidak menutupi OUI
4)
Plasenta Previa Marginalis / Parsialis
Hanya bagian tepi plasenta yang terletak di pinggir OUI yang bisa diraba
saat eksplorasi digital sekitar servik
1.1.1.2 Klasifikasi Solusio Plasenta
1)
Covert Abruptio
Placenta
Pelepasan plasenta di mulai dari tengah, perdarahan terperangkap di
antara dinding uterus dan plasenta, sehingga menyebabkan plasenta terlepas luas,
uterus tegang karena distensi. KU ibu dan janin jelek
2)
Overt Abruptio
Placenta
Perdarahan dimulai dari tepi, darah melewati dinding uterus dan membran
fetus lalu keluar melaliu OUI, dapat juga darah infiltrasi ke miomeyrium
menyebabkan uterus berwarna biru disebut dengan Couvelaire Uterus
1) Terapi Ekspektatif/konservatif
Syarat :
(1). UK < 37 minggu
(2). Perdarahan sedikit lalu berhenti
(3). KU baik
(4). Janin masih hidup
Terapi yang diberikan :
(1). Bedrest
(2). Antibiotika Profilaksis
(3). Tokolitik bila ada kontraksi :
MgSO4 dan nifedipin
(4). Amniosentesis untuk pematangan
paru janin
(5). Plasenta previa lateralis dan
letak rendah masih dimungkinkan untuk dilahirkan pervaginam, dimana terminasi
diawali dengan amniotomi dilanjutkan dengan pemacuan, bila perdarahan terus
dilakukan seksio sesaria
2) Terapi Aktif
(1). Seksio sesaria
(2). Partus pervaginam
1.1 Tinjauan Asuhan Keperawatan
1.1.1
Pengkajian
1)
Anamnesa
(1) Anamnesa identitas istri dan suami : nama,
umur, agama, pekerjaan, alamat dan sebagainya
(2)
Anamnesa umum
2.1 Tentang
keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan dan sebagainya
2.2 Tentang
haid : kapan mendapat haid terakhir untuk mengetahui perkiraan tanggal
persalinan
2.3 Tentang kehamilan, persalinan, keguguran
dan sebagainya pada kehamilan sebelumnya
2)
Pemeriksaan Fisik
(1)
Inspeksi dan pemeriksaan fisik diagnostik
Pemeriksaan seluruh tubuh secara baik, tekanan darah, nadi, suhu,
pernafasan, jantung, paru-paru dan sebagainya.
(2)
Perkusi
Tidak begitu banyak artinya kecuali bila ada sesuatu indikasi
(3)
Palpasi
Ibu hamil disuruh berbaring terlentang, kepala dan bahu sedikit lebih
tinggi dengan memakai bantal, pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu, dengan
sikap hormat lakukanlah palpasi bimanual terutama pada pemeriksaan perut dan
payudara
Palpasi perut menentukan :
1
Besar dan konsistensi rahim
2
Bagian-bagian janin, letak, presentasi
3
Gerakan janin
4
Kontraksi rahim
Cara palpasi dengan leopold
dan variasi
1. Leopold I : Menentukan tinggi
fundus uteri
-
Pemeriksa
menghadap ke arah muka ibu hamil
-
Menentukan
tinggi fundus uteru dan bagian janin dalam fundus
-
Konsistensi uteru
Variasi menurut Knebel :
Menentukan letak kepala atau bokong dengan satu tangan di fundus dan
tangan lain di atas simfisis
2. Leopold II : Menentukan posisi janin, letak
punggung janin
-
Menentukan batas samping rahim kanan – kiri
-
Menentukan letak punggung janin
-
Pada
letak lintang, tentukan dimana kepala janin
Variasi
menurut Budin
Menentukan
letak punggung dengan satu tangan menekan di fundus
3. Leopold III : Menentukan
presentasi janin
-
Menentukan bagian terbawah janin
-
Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk atau masih
bisa digoyang
Variasi menurut Ahlfeld
Menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri
diletakkan tegak di tengah perut
4.
Leopold IV : Menentukan seberapa jauh kepala janin
sudah masuk Pintu Atas Panggul (PAP)
-
Pemeriksa
menghadap ke arah kaki ibu hamil
-
Bisa
juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah masuk Pintu
Atas Panggul.
(4)
Auskultasi
Digunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetrik untuk mendengarkan
Denyut Jantung Janin (DJJ) yang dapat kita dengarkan adalah :
1.
Dari Janin
1)
DJJ pada bulan 4 – 5
2)
Bising tali pusat
3)
Gerakan dan tendangan janin
2. Dari Ibu
1)
Bising rahim (uterine spuffle)
2)
Bising aorta
3)
Peristaltik usus
1.1.2
Rencana
Asuhan Keperawatan
1. Diagnosa : Gangguan
nyaman nyeri berhubungan dengan tekanan mekanik dari bagian yang terus
berkembang
Kemungkinan penyebab :
Mengungkapkan
perilaku distrasi, wajah menunjukkan nyeri, penyempitan fokus respon autonomik
Tujuan
Keperawatan :
Mengungkapkan
penurunan nyeri menggunakan teknik yang terapeutik
Intervensi dan
rasional :
1)
Kaji derajat nyeri (ketidaknyamanan) melalui isyarat
verbal dan non verbal
R : Sikap terhadap nyeri dan reaksi terhadap nyeri
dan berdasarkan pada pengalaman masa lalu dan konsep diri
2) Bantu dalam penggunaan teknik pernapasan
relaksasi nafas dalam
R : Dapat memblok impuls nyeri dalam
korteks serebral melalui respon kondisi dan simulasi cutan
3)
Kaji tekanan darah dan nadi tiap 4 jam
R : Hipotensi efek umum dapat mempengaruhi O2
janin
4) Pantau DJJ dan catat penurunan
bariabilitas
R : Bradikardi dan penurunan nariabilitas janin adalah efek samping dari blok
pra serviokal
2. Diagnosa :
Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan pembesaran uterus dan peningkatan
tekanan abdomen
Kemungkinan penyebab :
Melaporkan
atau mengalami masalah eliminasi urine seperti :
1)
Dorongan berkemih
2)
Sering berkemih
3)
Keragu-raguan
4)
Nokturia
5)
Enuresis
6)
Menetes
7)
Distensi kandung kemih
Tujuan Keperawatan :
Memahami
kondisi kehamilan klien
Kriteria hasil :
1)
Individu mengungkapkan pemahaman tentang kondisi
2)
Mengidentifikasi
cara untuk mencegah stasis urinarius dan edema jaringan
Intervensi dan rasional :
1)
Berikan informasi tentang perubahan perkemihan
sehubungan dengan trimester III
R : Membantu klien
memahami alasan fisiologis dari frekuensi perkemihan
2) Anjurkan klien untuk melakukan posisi
miring kiri saat tidur
R : Meningkatkan perfusi ginjal dan
memobilisasi bagian yang mengalami edema
3) Anjurkan klien untuk menghindari posisi
tegak atau upine dalam waktu yang lama
R : Posisi ini memungkinkan
terjadinya sindrom vena kava
4) Berikan informasi mengenai perlunya
masukan cairan 6 – 8 gelas/hari
R : Mempertahankan tingkat cairan dan perfusi
ginjal adekuat yang mengurangi natrium
3. Diagnosa :
Pengetahuan mengenal persiapan untuk persalinan berhubungan dengan kurang
pemajanan atau informasi
Kemungkinan penyebab :
1)
Permintaan informasi atau mengungkapkan kurang
pengetahuan
2)
Melakkan dengan tidak tepat perilaku kesehatan yang
dianjurkan
3) Memperlihatkan atau mengekspresikan perubahan
psikologis mengakibatkan kesalahan informasi
Tujuan Keperawatan :
Persiapan persalinan dan kelahiran dapat
dipahami
Kriteria Hasil :
1)
Mengungkapkan kesiapan untuk persalinan
2)
Mendiskusikan tentang cara persalinan
3) Mengidentifikasi sumber yang tepat untuk
mendapatkan informasi tentang perawatan setelah persalinan
Intervensi dan
rasional :
1)
Berikan informasi tentang tanda-tanda awitan persalinan
R : Membantu klien untuk mengenali
awitan persalinan, untuk menjamin tepat waktu saat menangani persalinan
2)
Berikan informasi tentang perawatan diri setelah
persalinan
R : Mencegah terjadinya infeksi pada
luka perineum
3) Beri informasi tentang perawatan bayi
R : Membantu menyiapkan kelahiran
bayi
4. Diagnosa :
Penurunan cardiac output berhubungan dengan kehilangan darah aktif dari
plasenta previa dan solusio plasenta
Tujuan Keperawatan :
Klien dapat mempertahankan volume
sirkulasi dan cardiac output secara adekuat
Kriteria Hasil :
1) Nadi kuat
2) Suara nafas normal
3) Suara jantung normal
4) Kulit merah muda
5) Akral hangat
6) Tonus otot normal
7) Turgor kulit normal
8) Produksi urin minimal 30cc/kgBB/Jam
Intervensi dan Rasional :
1) Palpasi uterus terhadap ketegangan, his,
kaji jumlah perdarahan, warna perdarahan, cek CBC dan fungsi koagulasi
R : Menentukan derajat perdarahan
2)
Observasi cardiac out put, pasang kateter urine
R : Sebagai data
dasar dan evaluasi terhadap keberhasilan tindakan
3) Pasang
infuse gunakan jarum besarkan
R : Meningkan volume sirkulasi dan mencegah
komplikasi pada ibu dan janin akibat
penurunan perfusi
4)
Bedrest, hindari VT, koitus
R : Menurunkan
kebutuhan oksigen, mencegah perdarahan, kontraksi uterus yang meningkat akan
menyebabkan perdarahan
5)
Posisi tidur semifowler
R : Posisi
semifowler memungkinkan bayi bertindak sebagai tampon yang menghentikan
perdarahan
6) Berikan dukungan emosi pada ibu dan
keluarga
R : Menurunkan kecemasan dan memungkinkan
keluarga berperan dalam situasi kritis
5. Diagnosa :
Risiko cidera fetal berhubungan dengan penurunan perfusi uteroplasenta
akibat perdarahan dari implantasi plasenta
Tujuan Keperawatan :
Klien menunjukan perfusi plasenta adekuat
Kriteria Hasil :
1) Pola dan frekuensi DJJ normal
2) Gerakan janin aktif
Intervensi dan Rasional :
1) Perhatikan status fisiologis ibu,
sirkulasi, atasi kehilangan cairan
R : Kejadian
hipovolemi merusak kehamilan dengan menurunkan perfusi uteroplasenta
2) Auskultasi dan laporkan DJJ
R : Pada awalnya
janin akan berespon terhadap hipoksia
dengan takikardi dan peningkatan aktivitas/gerakan janin
3) Catat hari perkiraan lahir
R : HPL memberi perkiraan viabilitas janin
4) Hitung jumlah perdarahan dan kontraksi
uterus tiap 15 menit sampai 2 jam tergantung jumlah perdarahan
R : Jika
perdarahan terus berlanjut maka berdrest dan medikasi tidak efektif untuk
mempertahankan kehamilan
5) Atur posisi tidur miring kiri
R : Meningkatkan tekanan
pada vena kava inferior untuk meningkatkan preload dan meningkatakan sirkulasi
plasenta
6) Beri terapi oksigen masker
R : Meningkatkan sediaan oksigen untuk
ambilan janin
7) Persiapkan pemeriksaan USG, NST
R : Dengan NST diketahui respon DJJ
terhadap gerakan janin
8) Siapkan Intervensi bedah sesuai advis
R : Pembedahan diperlukan jika terjadi
solusio plasenta berat
6. Diagnosa : Risiko infeksi berhubungan
dengan masuknya mikroorganisme melalui lepasnya implantasi plasenta
Tujuan Keperawatan :
Tidak terjadi infeksi intrauteri
Intervensi dan rasional
1) Observasi
TTV, WBC, ketegangan uterus dan karakteristik pengeluaran pervaginam
R : Deteksi tanda
awal infeksi dari paparan jaringan plasenta
2) Lakukan perawatan perianal dengan
antiseptik
R : Menurunkan
infeksi asending
3) Beri antibiotik sesuai pesanan
R : Profilaksis
terhadap infeksi
7. Diagnosa : Ansietas berhubungan dengan
ancaman nyata terhadap diri, kehamilan dan janin
Tujuan Keperawatan :
Klien dapat :
1. Mendiskusikan ketakutan mengenai diri,
janin dan masa depan kehamilan
2. Mengungkapkan pengetahuan akan situasi
yang akurat
3. Mendemonstrasikan pemecahan masalah yang
efektif
4. Melaporkan berkurangnya ketakutan
Intervensi dan Rasional :
1) Diskusikan situasi dan pemahaman
situasi dengan klien dan keluarga
R :
Memberi informasi tentang reaksi individu dan tentang apa yang terjadi
2) Pantau respon verbal dan non verbal
R : Respon tersebut menandakan tingkat
rasa takut yang dialami
3) Dengarkan secara aktif dan dampingi klien
setiap saat
R : Meningkatkan rasa kontrol terhadap
situasi, memberi kesempatan mengembangkan solusi sendiri
4) Beri informasi, jawab pertanyaan dengan
jujur
R : Pengetahuan
membantu klien mengatasi kejadian dengan lebih efektif
5) Libatkan klien dan keluarga dalam tindakan
perawatan kepada klien
R : Mengajak mengontrol situasi sehingga
menurunkan rasa takut
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito,
Lynda Juall, 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta
EGC.
Doenges, ME & MF
Moorhaouse. (1994). Rencana Perawatan
Maternal/Bayi Pedoman Untuk Perencanaan Dan Dokumentasi Perawatan Klien,
edisi 2. Terj. Monika Ester. (1996). EGC :Jakarta
Jones, Derek Llewellyn. (1994).
Dasar - Dasar Obstetri & Ginekologi,
edisi 6. Terj. Hadyanto. (2002). Hipokrates : Jakarta
Lowdermik ,Perry &
Bobak. (2004). Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Jakarta : EGC
Mochtar,Rustam.(1998). Sinopsis Obsetri : Fisiologis, Obsetri
patologi. Jakarta : EGC
Saifudin, AB. (2001). Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal &
Neonatal. YBPSP: Jakarta
Tucker et al. (1992). Standart Perawatan Pasien Proses
Keperawatan, Diagnosis dan Evaluasi. Terj. Yasmin Asih et al.
(1991). EGC : Jakarta
0 komentar:
Post a Comment