BAB I
TINJAUAN TEORI
KANKER SERVIKS (CA CERVIK)
TINJAUAN TEORI
KANKER SERVIKS (CA CERVIK)
A. Pengertian
CA Cervik adalah pertumbuhan jaringan abnormal pada cervik dimana jaringan ini tumbuh meluas dan biasanya ganas.
Kanker merupakan pertumbuhan baru yang ganas terdiri dari sel-sel epitelial yang cenderung menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan menimbulkan metastasis.(Dorland, 1998: 185)
Ca. Serviks adalah keadaan dimana sel-sel neoplastik terdapat pada seluruh lapisan epitel pada daerah serviks uteri. (Wilson and Price, 1995: 1137)
B. Etiologi
Penyebabnya yang pasti belum diketahui secara jelas. Tetapi terdapat beberapa faktor pendukung terjadinya Ca. Serviks antara lain:
1. Endogen
Berasal dari dalam tubuh, antara lain:
· Hormon penunda kehamilan
· Faktor genetik
2. Eksogen
Berasal dari luar tubuh yang biasanya bersifat menahun dan karena adanya rangsang dan pencetus:
· Karsinogen kimiawi, contohnya obat-obatan
· Fisika, contohnya radiasi
· Makanan
3. Gaya Hidup/ adat/ kebiasaan
· Kehidupan seksual (ganti-ganti pasangan, intercouse)
· Tidak sirkumsisi adanya hestone yang bersifat karsinogenik
· Kawin/ senggama pada usia muda kurang dari 17 tahun/ frekuensi banyak
· Persalinan berulang-ulang/ banyak anak
4. Penyakit
Peradangan Ca. Cervik yang menahun dan higiene yang kurang baik. Contoh adanya peradangan yang disebabkan oleh:
· Streptococcus
· Stapilococcus/ enterococcus
· Neisseria gonorhoe
· Clamidia tracomatis
· Virus herpes simplek tipe 2
· Human Papiloma Virus/ HPV
5. Lingkungan/ geografi/ rasial
Adanya pencemaran lingkungan yang menahun yang mengandung karsinogen. Di Lebanon wanita muslim terhindar dari resti Ca cervik, wanita Yahudi angka kejadian rendah. Di AS menunjukkan angka kejadian tinggi terutama negro dan lingkungan prostitusi. Hipotesis lain angka kejadian tinggi pada wanita yang menikah pada saat pubertas awal. Di India biasanya kawin sangat muda, angka Ca cervik tinggi (terjadi 5-10 tahun lebih awal).
C. Patologi
Serviks mempunyai dua jenis sel epitel yang melapisi nektoserviks dan endoserviks, yaitu sel epitel kolumner dan sel epitel squamosa yang disatukan oleh Sambungan Squamosa Kolumner (SSK)/ Squamosa Columner Junction (SCJ)
Pada awalnya metaplasia (proses pergantian epitel kolumner dan squamosa) berlangsung fisiologis. Namun dengan adanya mutagen dari agen yang ditularkan melalui hubungan seksual seperti sperma, virus herpes simplek tipe II, maka yang semula fisiologis berubah menjadi displasia. Displasia merupakan karakteristik konstitusional sel seperti potensi untuk menjadi ganas.
Hampir semua ca. serviks didahului dengan derajat pertumbuhan prakanker yaitu displasia dan karsinoma insitu. Proses perubahan yang terjadi dimulai di daerah Squamosa Columner Junction (SCJ) atau SSK dari selaput lendir portio. Pada awal perkembangannya, ca. serviks tidak memberikan tanda-tanda dan keluhan. Pada pemeriksaan speculum, tampak sebagai portio yang erosive (metaplasia squamosa) yang fisiologik atau patologik.
Tumor dapat tumbuh sebagai berikut:
· Eksofitik, mulai dari SCJ kearah lumen vagina sebagai masa proliferasi yang mengalami infeksi sekunder dan nekrosis.
· Endofitik, mulai dari SCJ tumbuh ke dalam stroma serviks dan cenderung untuk mengadakan infiltrasi menjadi ulkus.
· Ulseratif, mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan serviks dan melibatkan awal fornises vagina untuk menjadi ulkus yang luas.
Displasia pada serviks disebut Neoplasia Servikal Intraepitelial (CIN). CIN ada tiga tingkatan yaitu:
§ CIN I : displasia ringan, terjadi di epitel basal lapisan ketiga, perubahan sitoplasmik terjadi di atas sel epitel kedua dan ketiga.
§ CIN II : displasia sedang, perubahan ditemukan pada epitel yang lebih rendah dan pertengahan, perubahan sitoplasmik terjadi di atas sel epitel ketiga.
§ CIN III : displasia berat, terjadi perubahan nucleus, termasuk pada semua lapis sel epitel, diferensiasi sel minimal dan karsinoma insitu.
Ca Cervik timbul antara epitel yang melapisi eksoserviks (porsio) dan endoserviks kanalis servika yang di sebut squamo columner fungtion (scj). Pada wanita scj ini berada di luar ostium uteri eksternum, sedang pada wanita > 35 tahun, berada pada kanalis serviks. Pada awal perkembangannya kanker serviks tidak memberi tanda-tanda dan keluhan. Pada pemeriksaan dengan spekulum tampak sebagai porsio yang erosif (metaplasi squamosa) fisiologik/patologik.
Penyebaran
Pada umumnya secara limfigen melalui pembuluh getah bening menuju 3 arah:
1. Arah fornises dinding vagina
2. Arah korpus uterus
3. Arah parametrium dan dalam tingkatan yang lanjut menginfiltrasi septum rectovaginal dan kandung kemih.
Pembagian tingkatan keganasan (beradasarkan IFGO 1978)
Tingkat
|
Kriteria
|
0
I
Ia
Ib occ
Ib
II
IIa
IIb
III
IIIa
IIIb
IV
IVa
IVb
|
Karsinoma in situ. Membran basal masih utuh
Proses terbatas pada serviks walaupun ada perluasan ke korpus uteri.
Karsinoma mikro infasif, bila membrana basalis sudah rusak dan sel tumor memesuki t\stroma > 3 mm dan sel tumor tidak terdapat dalam pembuluh limfe.
Secara klinis tumor belum tampak sebagai Ca, tetapi pada pemeriksaan histologik sel tumor invasif > Ia.
Secara klinis sudah diduga adanya tumor yang histologik menunjukan invasi.
Proses keganasan sudah keluar dari serviks dan mejalar 2/3 bagian atas vagina dan ke parametrium tetapi belum sampai dinding panggul.
Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infiltrasi tumor.
Penyebaran ke parametrium uni/bilateral tetapi belum sampai didinding panggul.
Penyebaran telah sampai ke 1/3 distal vagina atau parametrium dinding panggul.
Penyebaran sampai 1/3 distal vagina, parametrium tak dipersoalkan asal tidak sampai dinding panggul.
Penyebaran sampai dinding panggul, tidak diketemukan daerah bebas infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul atau proses pada tingkat I dan II tetapi sudah ada gangguan pada faal ginjal.
Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mukosa rectum dan / kandung kemih (dibuktikan secara histologik ) atau telah terjadi metastase keluar panggul/ ketempat jauh lainnya. Proses sudah keluar dari panggul kecil atau sudah menginfiltrasi mukosa rectum dan/kandung kemih.
Telah terjadi penyebaran jauh.
|
E. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala stadium awal Ca. Serviks jarang terdeteksi. Pada tahap lanjut, tanda dan gejalanya lebih jelas terlihat, diantaranya adalah:
§ perdarahan spontan
§ perdarahan saat defekasi keluhan
§ perdarahan berbau busuk yang khas
§ nyeri diatas pubis dan sekitar panggul
§ perdarahan yang dialami segera setelah coitus.
§ busuk dan tidak gatal.
§ keputihan yang purulen, berbau
§ anemia
§ cepat lelah
§ kehilangan berat badan
F. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan cytology dari cervical smears
b. Schillers test
c. Colposcopy
d. Radioactive phosporus
e. Enzyme test
f. Biopsi pada cervik
G. Pencegahan
a. Personal hygiene yang baik, terutama daerah genetalia.
b. Penggunaan obat yang terkontrol.
c. Gaya hidup yang baik.
d. Sirkumsisi bagi pasangan.
e. Lingkungan yang baik.
f. Pap smears/ servical smears. Untuk wanita yang aktif seksualitasnya satu tahun sekali, dan untuk wanita yang biasa mulai umur lebih dari 18 tahun tiap dua tahun sekali.
H. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan infiltrasi saraf akibat infiltrasi metastase neoplasma.
2. Gangguan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia pasca tindakan kemoterapi.
3. Ketakutan/cemas berhubungan dengan ancaman perubahan status kesehatan serta ancaman kematian.
4. Gangguan interaksi sosial berhungan dengan rasa malu sekunder bau busuk nekrosis jaringan cerviks.
5. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan kemoterapi.
6. Ganguan body image berhubungan dengan perubahan struktur tubuh sekunder terhadap kemoterapi.
0 komentar:
Post a Comment