Saturday, 20 April 2019

LP TEORI KETOASIDOSIS DIABETIK

BAB 1
TINJAUAN TEORI
KETOASIDOSIS DIABETIK


1.1  TINJAUAN MEDIS

1.1.1        Pengertian

Ketoasidosis diabetik merupakan akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini terkadang disebut “akselerasi puasa” dan merupakan gangguan metabolisme yang paling serius pada diabetes ketergantungan insulin.

1.1.2        Etiologi

Ketoasidosis diabetik dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu akibat hiperglikemia dan akibat ketosis, yang sering dicetuskan oleh faktor-faktor :
-    Infeksi
-    Stress fisik dan emosional; respons hormonal terhadap stress mendorong peningkatan proses katabolik . Menolak terapi insulin

1.1.3        Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
1)      Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
2)      Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
3)      Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
4)      Diabetes mellitus gestasional (GDM)


1.1.5        Pemeriksaan Diagnostik
1)      Glukosa darah : meningkat 200 – 100 mg/dl atau lebih
2)      Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok
3)      Asam lemak bebas : kadar  lipid dan kolesterol meningkaat
4)      Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l
5)      Elektrolit : Natrium : mungkin normal , meningkat atau menurun
6)      Kalium : normal atau peningkatan semu (perpindahan selular), selanjutnya akan menurun
7)      Fosfor : lebih sering menurun
8)      Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir
9)      Gas darah arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3 (asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik
10)  Trombosit darah : Ht mungkin meningkat atau normal (dehidrasi), leukositosis, hemokonsentrasi sebagai rrespons terhadap stress atau infeksi
11)  Ureum/kreatinin: Mungkn meningkaatt atau normal(dehidrasi/penurunan fungsi ginjal)
12)  Amilase darah : mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pankreatitis akut sebagai penyebab DKA
13)  Urin : gula dan aseton positif , berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat
14)  Kultur dan sensitifitas : kemungkinan adanya infeksi saluran kemih, pernafasan dan pada luka    

1.2  TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN

1.2.1        Pengkajian

Pengkajian berdasarkan B6 yaitu:
1)      B1: Breathing (Pernapasan)
Gejala :   Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergantung   adanya infeksi/tidak)
Tanda :   Lapar udara, batuk dengan/tanpa sputum purulen
Frekuensi pernapasan meningkat
2)      B2: Bleeding (Cardiovasculer)
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut
              Klaudikasi, kebas dan kesemutan pada ekstremitas
              Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama
              Takikardia
Tanda :   Perubahan tekanan darah postural, hipertensi
Nadi yang menurun/tidak ada
Disritmia
Krekels, Distensi vena jugularis
Kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung
3)      B3: Brain (Persarafan)
Gejala :   Pusing/pening, sakit kepala
Kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parestesia
Gangguan penglihatan
Tanda :   Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut). Gangguan memori (baru, masa lalu), kacau mental
Refleks tendon dalam menurun (koma)
Aktifitas kejang (tahap lanjut dari DKA)
4)      B4: Bleder (Perkemihan)
Gejala :   Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia
Rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), ISSK baru/berulang
Tanda :   Urine encer, pucat, kuning, poliuri ( dapat berkembang menjadi oliguria/anuria, jika terjadi hipovolemia berat)
Urin berkabut, bau busuk (infeksi)
5)      B5: Bowel (Eliminasi)
Abdomen keras, adanya asites            
Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare)
6)      B6: Bone (Muskoloskeletal / Integumen )
Gejala :  Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan
Kram otot, tonus otot menurun, gangguan istrahat/tidur
Tanda :  Takikardia dan takipnea pada keadaan istrahat atau aktifitas
Letargi/disorientasi, koma
Penurunan kekuatan otot
Kulit kering/bersisik, turgor jelek
Kekakuan/distensi abdomen, muntah
Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula darah), bau halisitosis/manis, bau buah (napas aseton)

1.2.2        Diagnosa Keperawatan

1)      Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik akibat hiperglikemia, pengeluaran cairan berlebihan : diare, muntah; pembatasan intake akibat mual, kacau mental
2)      Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral, status hipermetabolisme
3)      Resiko tinggi terhadap infeksi (sepsis) berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa, penurunan fungsi lekosit, perubahan pada sirkulasi
4)      Resiko tinggi terhadap perubahan sensori-perseptual berhubungan dengan ketidkseimbangan glukosa/insulin dan/atau elektrolit
5)      Kelelalahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik, insufisiensi insulin, peningkatan kebtuhan energi : status hipermetabolik/infeksi
6)      Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang, ketergantungan pada orang lain
7)      Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan pengoobatan berhubungan dengan  kesalahan menginterpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi

1.2.3        Rencana Keperawatan
1.2.3.1  Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik akibat hiperglikemia, pengeluaran cairan berlebihan : diare, muntah; pembatasan intake akibat mual
Batasan karakteristik :
-    Peningkatan urin output
-    Kelemahan, rasa haus, penurunan BB secara tiba-tiba
-    Kulit dan membran mukosa kering, turgor kulit jelek
-    Hipotensi, takikardia, penurunan capillary refill
Kriteria Hasil :
-    TTV dalam batas normal
-    Pulse perifer dapat teraba
-    Turgor kulit dan capillary refill baik
-    Keseimbangan urin output
-    Kadar elektrolit normal
Intervensi :
1)      Kaji riwayat durasi/intensitas mual, muntah dan berkemih berlebihan
R/  Membantu memperkirakan pengurangan volume total. Proses infeksi yang menyebabkan demam dan status hipermetabolik meningkatkan pengeluaran cairan insensibel.
2)      Monitor vital sign dan perubahan tekanan darah orthostatik
R/  Hypovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia. Hipovolemia berlebihan dapat ditunjukkan dengan penurunan TD lebih dari 10 mmHg dari posisi berbaring ke duduk atau berdiri.
3)      Monitor perubahan respirasi: kussmaul, bau aceton
R/  Pelepasan asam karbonat lewat respirasi menghasilkan alkalosis respiratorik terkompensasi pada ketoasidosis. Napas bau aceton disebabkan pemecahan asam keton dan akan hilang bila sudah terkoreksi
4)      Observasi kualitas nafas, penggunaan otot asesori dan cyanosis
R/  Peningkatan beban nafas menunjukkan ketidakmampuan untuk berkompensasi terhadap asidosis
5)      Observasi ouput dan kualitas urin.
R/  Menggambarkan kemampuan kerja ginjal dan keefektifan terapi
6)      Timbang BB
R/  Menunjukkan status cairan dan keadekuatan rehidrasi
7)      Pertahankan cairan 2500 ml/hari jika diindikasikan
R/  Mempertahankan hidrasi dan sirkulasi volume
8)      Ciptakan lingkungan yang nyaman, perhatikan perubahan emosional
R/  Mengurangi peningkatan suhu yang menyebabkan pengurangan cairan, perubahan emosional menunjukkan penurunan perfusi cerebral dan hipoksia
9)      Catat hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri abdomen, muntah dan distensi lambung
R/  Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah motilitas lambung, sering menimbulkan muntah  dan potensial menimbulkan kekurangan cairan & elektrolit
10)  Observasi adanya perasaan kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi tidak teratur dan adanya distensi pada vaskuler
R/  Pemberian cairan untuk perbaikan yang cepat mungkin sangat berpotensi menimbulkan beban cairan dan GJK
11)  Kolaborasi:
(1)   Pemberian NS dengan atau tanpa dextrosa
R/  Pemberian tergantung derajat kekurangan cairan dan respons pasien secara individual
(2)   Albumin, plasma, dextran
R/  Plasma ekspander dibutuhkan saat kondisi mengancam kehidupan atau TD sulit kembali normal
(3)   Pertahankan kateter terpasang
R/  Memudahkan pengukuran haluaran urin
(4)   Pantau pemeriksaan lab :
Ø  Hematokrit
R/  Mengkaji tingkat hidrasi akibat hemokonsentrasi
Ø  BUN/Kreatinin
R/  Peningkatan nilai mencerminkan kerusakan sel karena dehidrasi atau awitan kegagalan ginjal
Ø  Osmolalitas darah
R/  Meningkat pada hiperglikemi dan dehidrasi
Ø  Natrium
R/  Menurun mencerminkan perpindahan cairan dari intrasel (diuresis osmotik), tinggi berarti kehilangan cairan/dehidrasi berat atau reabsorpsi natrium dalam berespons terhadap sekresi aldosteron
Ø  Kalium
R/  Kalium terjadi pada awal asidosis dan selanjutnya hilang melalui urine, kadar absolut dalam tubuh berkurang. Bila insulin diganti dan asidosis teratasi kekurangan kalium terlihat
(5)   Berikan Kalium sesuai indikasi
R/  Mencegah hipokalemia
(6)   Berikan bikarbonat jika pH <7,0
R/  Memperbaiki asidosis pada hipotensi atau syok
(7)   Pasang NGT dan lakukan penghisapan sesuai dengan indikasi
R/  Mendekompresi lambung dan dapat menghilangkan muntah

1.2.3.2  Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakcukupan   
       insulin, penurunan masukan oral, status hipermetabolisme
Batasan karakteristik :
-          Klien melaporkan masukan butrisi tidak adekuat, kurang nafsu makan
-          Penurnan berat badan, kelemahan, tonus otot buruk
-          Diare
Kriteria hasil :
-          Klien mencerna jumlah kalori/nutrien yang tepat
-          Menunjukkan tingkat energi biasanya
-          Mendemonstrasikan berat badan stabil atau penambahan sesuai rentang normal
Intervensi :
1)      Pantau berat badan setiap hari atau sesuai indikasi
R/  Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat termasuk absorpsi dan utilitasnya
2)      Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dihabiskan
R/  Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapetik
3)      Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum dicerna, pertahankan puasa sesuai indikasi
R/  Hiperglikemia dan ggn keseimbangan cairan dan elektrolit dapat menurunkan motilitas/fungsi lambung (distensi atau ileus paralitik)yang akan mempengaruhi pilihan intervensi.
4)      Berikan makanan yang mengandung nutrien kemudian upayakan pemberian yang lebih padat yang dapat ditoleransi
R/  Pemberian makanan melalui oral lebih baik jika pasien sadar dan fungsi gastrointestinal baik
5)      Libatkan keluarga pasien pada perencanaan sesuai indikasi
R/  Memberikan informasi pada keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi pasien
6)      Observasi tanda hipoglikemia
R/  Hipoglikemia dapat terjadi karena terjadinya metabolisme karbohidrat yang berkurang sementara tetap diberikan insulin , hal ini secara potensial dapat mengancam kehidupan sehingga harus dikenali
7)      Kolaborasi :
Ø  Pemeriksaan GDA dengan finger stick
R/  Memantau gula darah lebih akurat daripada reduksi urine untuk mendeteksi fluktuasi
Ø  Pantau pemeriksaan aseton, pH dan HCO3
R/  Memantau efektifitas kerja insulin agar tetap terkontrol

Ø  Berikan pengobatan insulin secara teratur sesuai indikasi
R/  Mempermudah transisi pada metabolisme karbohidrat dan menurunkan insiden hipoglikemia
Ø  Berikan larutan dekstrosa dan setengah salin normal
R/  Larutan glukosa setelah insulim dan cairan membawa gula darah kira-kira 250 mg/dl. Dengan mertabolisme karbohidrat mendekati normal perawatan harus diberikan untuk menhindari hipoglikemia

1.2.3.3  Resiko tinggi terhadap infeksi (sepsis) berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa, penurunan fungsi lekosit, perubahan pada sirkulasi
1.2.3.4  Resiko tinggi terhadap perubahan sensori-perseptual berhubungan dengan ketidkseimbangan glukosa/insulin dan/atau elektrolit
1.2.3.5  Kelelalahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik, insufisiensi insulin, peningkatan kebtuhan energi : status hipermetabolik/infeksi
1.2.3.6  Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang, ketergantungan pada orang lain
1.2.3.7  Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan pengoobatan berhubungan dengan  kesalahan menginterpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi




Daftar Pustaka


Carpenito, Lynda Juall (2000), Buku saku Diagnosa Keperawatan,  Edisi 8, EGC, Jakarta

Doengoes, E. Marilyn (1989), Nursing Care Plans, Second Edition, FA Davis, Philadelphia


Price, Sylvia (1990), Patofisiologi dan Konsep Dasar Penyakit , EGC, Jakarta

0 komentar:

Post a Comment