BAB 1
TINJAUAN
TEORI
FARINGITIS
1.1 Tinjauan
Teori
1.1.1 Pengertian
Faringitis kronis merupakan radang kronis faring,
biasanya dengan hipertrofi granular dinding posterior faring. (John Jacob
Ballenger, 1994)
1.1.2 Etiologi
1)
Alergi, polusi udara atau merokok
2)
Rinitis kronis
3)
Sinusitis
4) Iritasi kronis oleh rokok dan minum
alkohol
5) Inhalasi uap yang merangsang
mukosa faring dan debu
6) Pasien yang biasa bernapas melalui
mulut karena hidungnya tersumbat
1.1.3 Fisiologi
Faring
Fungsi faring terutama untuk pernapasan, menelan,
resonansi suara dan artikulasi.
1.
Penelanan :
1) Gerakan makanan dari mulut ke faring
secara volunter
2)
Transport makanan melalui faring
3)
Jalannya bolus melalui esofagus, keduanya secara
involunteer
2.
Langkah yang sebenarnya adalah :
Pengunyahan makanan dilakukan
pada sepertiga tengah lidah. Elevasi lidah dan palatum mole mendorong bolus ke esofagus. Otot
supra-hiloid berkontraksi, elevasi tulang hiloid dan laring dan demikian
membuka hipofaring dan sinus piriformis. Secara bersamaan otot laring intrinsik
berkontraksi dalam gerakan seperti sfingter untuk mencegah aspirasi. Gerakan
yang kuat dari lidah bagian belakang akan mendorong makanan ke bawah melalui
orofaring, gerakan dibantu oleh kontraksi otot konstriktor farings media dan
superior. Bolus dibawa melalu introitus esofagus ketika otot-otot konstriktor
farings inferior berkontraksi dan otot krikofaringeus berelaksasi. Peristaltik
dibantu oleh gaya berat, menggerak-kan makanan melalui esofagus dan masuk ke
lambung.
1.1.4 Patofisiologi
Faringitis
Penularan kuman melalui
droplet
¯
Kuman mengifiltrasi
lapisan epitel
¯
Epitel terkikis
¯
Jaringan limfoid
superfisial bereaksi
¯
Terjadi pembendungan
radang dengan
infiltrasi leukosit
polimorfonuklear
¯
Hipertrofi
pada daerah faring
1.1.5 Klasifikasi
1. Faringitis
kronik Hiperplastik
Faktor predisposisi:
Rinitis kronis, sinusitis, inflamasi kronik yang dialami perokok dan peminum alkohol, inhalasi uap
yang merangsang, infeksi, daerah berdebu, kebiasaan bernapas melalui mulut.
Gejala: Pasien mengeluh
mula-mula tenggorokkan gatal dan kering dan akhirnya batuk yang bercak
2. Faringitis
kronik atropi
Faringitis yang timbul
akibat rangsangan dan infeksi pada laring karena terjadinya rinitis atrofi.
Sehingga udara pernapasan tidak diatur suhu dan kelmbabannya.
1.1.6 Manifestasi
Klinis
1.
Gejala yang paling sering adalah rasa kering, nyeri,
atau iritasi ditenggorok.
2.
Ada
perasaan ingin sering membersihkan tenggorok.
3.
Sekret sering kali kering, lengket atau pada stadium
lanjut tidak terdapat sekret lagi, sehingga dinding posterior menjadi kering
dan mengkilap.
1.1.7 Pemeriksaan
Penunjang
1.
Darah lengkap, untuk mengetahui nilai leukosit
2.
Kultur dan uji resistensi bila perlu (untuk menentukan
organisme)
1.1.8 Penatalaksanaan
1. Bila
penyebabnya diduga infeksi virus, pasien cukup diberikan analgetika dan tablet
isap saja
2.
Antibiotika diberikan untuk faringitis yang disebabkan
oleh bakteri gram positif di samping analgetika dan kumur dengan air hangat
3. Jika ada infeksi jamur dapat diberikan
solutio-Nystatin 100.000 unit 2 x/hari
4.
Istirahat dan nutrisi yang cukup
5.
Bila pengobatan kurang adekuat dan daya tahan tubuh
menuruna maka faringitis akut dapat berulang dan berakhir menjadi faringitis
kronis.
1.2 Tinjauan
Asuhan Keperawatan
1.2.1
Pengkajian
1.
Aktivitas :
Gejala : malaise
2.
Sirkulasi :
Tanda : takikardia
Gejala : sakit kepala
3.
Makanan atau cairan :
Gejala : anoreksia, mual, muntah
4.
Nyeri atau kenyamanan :
Tanda : anoreksia, dinding faring tampak
hiperemi dan kering
Gejala : tenggorokan rasa kering/gatal dan
nyeri, nyeri telan/disfagia, sakit
kepala
5.
Keamanan :
Tanda : hipertermi, jaringan limfoid tampak
merah dan membengkak
6.
Penyuluhan atau pembelajaran :
Gejala : kelemahan atau penurunan daya tahan tubuh
Perlunya
istirahat dan makan yang cukup
1.2.2
Rencana asuhan keperawatan
1.
Diagnosa keperawatan
Hipertermi berhubungan
dengan proses peradangan; infiltrasi kuman pada faring; iritasi mukosa pada
faring.
Batasan
karakteristik :
Mayor :
1)
WBC lebih dari 10 k/ul
2)
Dinding faring hiperemi
3)
Suhu tubuh meningkat
Minor :
1)
Malaise
2)
Individu terlihat tidak nyaman
3)
Menggigil
Tujuan : peningkatan suhu tubuh dapat diatasi
Kriteria hasil :
1)
Demam hilang
2)
Suhu tubuh dalam batas normal
3)
Pasien dapat menyebutkan cara-cara untuk meningkatkan
kenyamanan
Tindakan/intervensi
:
1) Kaji adanya faktor-faktor yang
memperberat.
Rasional :
Membantu menentukan intervensi
yang tepat.
2) Pantau suhu tubuh pasien, perhatikan
adanya demam, menggigil.
Rasional :
Pola demam dapat membantu dalam diagnosis.
3)
Berikan kompres mandi hangat.
Rasional :
Dapat membantu mengurangi demam, karena terjadi vasodilatasi pori-pori
kulit.
4) Batasi/tambahan linen, selimut sesuai
indikasi.
Rasional :
Jumlah linen/selimut harus
diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal.
5)
Pantau masukan dan haluaran.
Rasional :
Untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
6)
Pertahankan hidrasi adekuat.
Rasional :
Mencegah terjadinya dehidrasi karena peningkatan suhu tubuh.
7) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
antipiretik dan antibiotika.
Rasional :
Digunakan untuk mempengaruhi
demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus dan menekan pertumbuhan bakteri.
2.
Diagnosa keperawatan
Nyeri akut berhubungan
dengan proses peradangan; infiltrasi kuman pada faring.
Batasan
karakteristik :
Mayor :
1)
Faring edema dan hiperemi
2)
Hipertermi
Minor :
1)
Penampilan wajah menahan nyeri
2)
Takikardia dan keluhan nyeri
Tujuan : Nyeri tenggorokan hilang/berkurang
Kriteria hasil :
1)
Melaporkan nyeri hilang/terkontrol
2)
Pasien tampak rileks
Tindakan/intervensi :
1)
Kaji tingkat, karakteristik, lokasi, intensitas nyeri.
Rasional :
Menentukan derajat nyeri, dan membantu intervensi lanjutan.
2)
Ajarkan teknik distraksi.
Rasional :
Meningkatkan relaksasi dan
memberi kenyamanan.
3)
Jelaskan tentang penyebab nyeri.
Rasional :
Pengerian dan pemahaman pasien akan meningkatkan partisipasi pasien dalam
program terapi.
4)
Observasi tanda-tanda vital.
Rasional :
Membantu dalam memantau perkembangan keadaan kondisi pasien.
5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
obat sesuai indikasi.
Rasional :
Membantu mengurangi keluhan nyeri, dan menekan pertumbuhan bakteri.
3.
Diagnosa keperawatan
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kesulitan/nyeri telan; nafsu makan; fluktuasi suhu tubuh.
Batasan karakteristik :
Mayor :
1)
Keluhan kesulitan menelan makanan
2)
Suhu tubuh meningkat
Minor :
1)
Mual, muntah
Tujuan : Nutrisi
dapat terpenuhi secara adekuat
Kriteria hasil :
1)
Pasien dapat menjelaskan faktor-faktor penyebab yang
diketahui
2)
Pasien dapat mengetahui alasan-alasan prosedur
pengobatan
3)
Pasien mendapatkan pengalaman tentang nutrisi yang
adekuat melalui masukan oral
Tindakan/intervensi
:
1)
Kaji faktor-faktor penyebab.
Rasional :
Membantu menentukan intervensi yang tepat.
2)
Kurangi/hilangkan faktor-faktor penyebab jika mungkin.
Rasional :
Meningkatkan kenyamanan dan
mempercepat proses penyembuhan.
3) Anjurkan pasien untuk selalu menjaga kebersihan
mulut.
Rasional :
Meningkatkan
nafsu makan dan mencegah perkembangbiakan kuman di mulut.
4) Ajarkan teknik untuk mempertahankan
pemasukan nutrisi yang adekuat dan merangsang nafsu makan.
Rasional :
Meningkatkan partisipasi pasien dalam program terapi.
5) Atur posisi yang nyaman pada saat makan.
Rasional :
Memberikan kenyamanan pasien.
6) Berikan makan secara bertahap sesuai
indikasi dan hindari makanan yang merangsang.
Rasional :
Pemberian diet yang hati-hati
membantu mempercepat penyembuhan dan meminimalkan komplikasi.
7) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
obat sesuai indikasi.
Rasional :
Membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan nafsu makan.
1.3 EVALUASI
1. peningkatan suhu tubuh dapat diatasi
2. Nyeri tenggorokan hilang/berkurang
3.
Nutrisi dapat terpenuhi secara adekuat
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (1996). Diagnosa
Keperawatan. Edisi 3. Jakarta
: Buku Kedokteran EGC.
Doengoes, Marilyn E. (1996). Rencana
Asuhan Keperawatan . Edisi 6. Jakarta
: Buku Kedokteran EGC.
Mansjoer, Arif. (2000). Kapita
Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta
: Aesculapius.
0 komentar:
Post a Comment