Tuesday, 7 May 2019

LP TEORI MOW

   No comments     
categories: , ,
MOW ( METODE OPERASI WANITA )


PENGERTIAN :
Suatu tindakan pembedahan terhadap saluran tuba dengan maksud mengakhiri kesuburan ( kehamilan)

JENIS :
  1. Mini Laparatomi
  2. Laparaskopi

MEKANISME KERJA :
Dengan mengoklusi tuba falopi ( mengikat, memotong atau memasang cincin ) sehingga sperma tidak dapat bertemu ovum.

INDIKASI :
  1. Wanita dengan usia kurang dari 26 tahun dan mempunyai anak hidup lebih dari 2 dan tidak menginginkan anak lagi.
  2. Wanita yang pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius.
  3. Paska persalinan atau paska abortus atau paska haid

KONTRA INDIKASI :
  1. Ada dugaan hamil.
  2. Ada perdarahan pervagina yang tidak diketahui penyebabnya.
  3. Adanya infeksi sistemik, penyakit jantung, radang genetalia, penyakit paru yang berat, peritonitis, pernah laparatomi lain dan adanya perlekatan hebat pada genetalia interna.
  4. Obesitas ( BB lebih dari 70 Kg )

SYARAT :
  1. Pasien sukarela atau memang menginginkan tutup hamil dan sudah paham akan prosedur yang akan dilakukan.
  2. Cukup anak dan tidak menginginkan hamil lagi.
  3. Ada persetujuan dari suami secara tertulis

KEUNTUNGAN :
  1. Sangat efektik ( 0.4 – 4 % dalam tahun pertama kehamilan }
  2. Permanen dan efek samping tidak ada.
  3. Tidak mempengaruhi ASI dan hubungan seksual.
  4. Pembedahan dapat dilakukan dengan anastesi lokal.

KELEMAHAN :
  1. Sulit dipulihkan kembali kecuali dengan operasi Rekanalisasi

MOW DILAKUKAN PADA SAAT :
  1. Setiap selama siklus menstruasi hari ke 6 -13 ( fase proliferasi ) dan pasti tidak hamil.
  2. Paska persalinan. Minilap dalam waktu 2 hari atau 6 – 12 minggu post partum.
  3. Laparaskopi : dengan alat laparascope melalui insisi kecil di bawah umbilikus.
  4. Pasca Abortus : Bersamaan dengan D&C atau 7 minggu setelahnya.
  5. Laparatomi : Bersamaan dengan SC, KET dan laparatomi lain

KOMPLIKASI :
  1. Infeksi pada daerah pembedahan maupun sampai pada peritonitis, haematom subcutan.
  2. Demam paska operasi.
  3. Emboli gas yang disebabkan karena Laparascopy.
  4. Perdarahan pada superfisial.
  5. Ferporasi rahim, perlukaan kandung kencing.
  6. Perlukaan usus, perdarahan mesosalphing


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN MOW ( METODE OPERASI WANITA )

PENGKAJIAN :
  1. Data pengkajian meliputi riwayat anamnesis, pemeriksaan fisik dan data laboratorium.
  2. Perawat mengkaji motivasi wanita menjalani MOW dan membahas alternatif yang ada. Motivasi untuk menjalani sterilisasi elektif terdiri dari pilihan pribadi, alasan obstetri.harus dikaji juga.
  3. Informasi yang diberikan harus memuat berbagai prosedur, rasa nyeri yang akan dialami dan jenis perawatan yang akan diperlukan.

A. Perawatan Pra Operasi 
Meliputi  pengkajian kesehatan yang mencakup pengkajian Psikologi, pemeriksaan fisik dan hasil laboratorium.
Perawat mebantu denagn mengkaji kesehatan, menjawab pertanyaan, dan memastikan pasien memahami instruksi tertulis yang diberikan.

B. Perawatan Pasca Operasi
Perawatan tergantung pada prosedur yang dilakukan, misalnya laparaskopi, laparastomi untuk oklusi tuba atau vasektomi. Perawatan umum meliputi pemulihan dari efek anestesi, pengukuran tanda – tanda vital, keseimbangan cairan dan elektrolit, pencegahan atau identifikasi dini serta pengobatan infeksi atau perdarahan, pengontrolan nyeri dan pemeriksaan respon emosional terhadap prosedur dan proses pemulihan.


DIAGNOSA KEPERAWATAN
  1. Risiko konflik pengambilan keputusan yang berhubungan dengan alternatif kontrasepsi
  2. Rasa takut yang berhubungan dengan efek samping kontrasepsi
  3. Risiko tinggi perubahan pola seksual yang berhubunan dengan penggunaan metode kontrasepsi.
  4. Nyeri yang berhubungan dengan pemulihan pasca operasi setelah sterilisasi.


KASUS SEMU
Ny. D usia 25 tahun post operasi sterilisasi tanggal 6 september 2008. mengeluh rasa nyeri dan panas pada bekas operasi
Keadaan umum : Pasien lemah  dan wajah tampak menyeringai menahan sakit, pasien takut untuk mobilisasi
S : 38°C, P : 96 x/mnt, N : 24 x/mnt, TD : 140/ 90 mmHg
Hasil laboratorium : WBC : 15.1 mg / dl

Diagnosa Keperawatan :
Nyeri akut berhubungan dengan pemulihan paska operasi sterilisasi yang ditandai dengan pasien mengatakan rasa nyeri dan panas pada bekas operasi,skala nyeri 7, wajah pasien menyeringai menahan sakit, pasien takut untuk mobilisasi, P : 96 x/mnt, TD : 140/90 mmHg.

Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam nyeri haling atau berkurang dengan criteria hasil :
  1. Wajah pasien rilex
  2. Pasien tidak takut untuk mobilisasi
  3. Tanda – tanda vital dalan batas normal P : 60 – 80 x/mnt, TD : 120/80 mmHg
  4. skala nyeri 3
Intervensi dan Rasional :
  1. Observasi tanda – tanda vital dan skala nyeri tiap 4 jam. R : merupakan indikasi adanya peningkatan nyeri
  2. Beri alterernatif tindakan kenyamanan misalnya mengusap area disamping daerah yang sakit. R : Meningkatkan sirkulasi umum dan menurunkan ketegangan otot
  3. Beri lingkungan yang tenang. R : Lingkungan yang tenang dapat membantu proses terapeutik emosional
  4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesik bila nyeri tidak teratasi. R : Menekan ambang batas rangsang nyeri
  5. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam. R : Menurunkan ketegangan otot
  6. Ajarkan teknik distraksi misalnya dengan mengalihkan perhatian pasien dengan cara mengajak mengobrol. R : Mengalihkan perhatian pasien pada daerah yang nyeri
Evaluasi :
S  : Pasien mengatakan nyeri sudah sedikit berkurang dengan skala nyeri 5
O : - Wajah pasien sedikit rilex
      -  P : 88x/ mnt
      -  TD : 130/80 mmHg
A : Tujuan tercapai sebagian
P  : Intervensi 1-6 lanjutkan



DAFTAR PUSTAKA

Wijayarini,A.( 2004 ). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Doengoes, ( 2000 ). Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Carpenito-Moyet, Lynda Juall. ( 2006 ).Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC


0 komentar:

Post a Comment