Tuesday, 16 April 2019

LP TEORI ASKEP HIPOGLIKEMIA

   No comments     
categories: , , ,
BAB 1
TINJAUAN TEORI
HIPOGLIKEMIA


1. 1            Tinjauan Medis
Pengertian.
Hipoglikemi adalah suatu keadaan, dimana kadar gula darah plasma  puasa kurang dari 50 mg/%. (Marino : 1991).
Hipoglikemi bisa didefinisikan sebagai kadar gula yang rendah, biasanya kurang dari 3 mmol/L pada pembuluh vena dengan gejala dan tanda utama dimana harus secepatnya dikenali. (Wong and Whaley : 1996).

1. 2            Etiologi
Populasi yang memiliki resiko tinggi mengalami hipoglikemi adalah:
1)        Diabetes melitus
2)        Parenteral nutrition
3)        Sepsis
4)        Enteral feeding
5)        Corticosteroid therapi
6)        Bayi dengan ibu dengan diabetik
7)        Bayi dengan  kecil masa kehamilan
8)        Bayi dengan ibu yang ketergantungan narkotika
9)        Luka bakar
10)    Kanker pankreas
11)    Penyakit Addison’s
12)    Hiperfungsi kelenjar adrenal
13)    Penyakit hati


1. 3            Patofisiologi



1. 4            Manifestasi Klinis
a)      Type hipoglikemi digolongkan menjadi beberapa jenis yakni:
1)      Transisi dini neonatus ( early transitional neonatal ) : ukuran bayi yang besar ataupun normal yang mengalami kerusakan  sistem produksi pankreas sehingga terjadi hiperinsulin.
2)      Hipoglikemi klasik sementara (Classic transient neonatal) : tarjadi jika bayi mengalami malnutrisi sehingga mengalami kekurangan cadangan lemak dan glikogen.
3)      Sekunder (Scondary) : sebagai suatu respon stress dari neonatus  sehingga terjadi peningkatan metabolisme  yang memerlukan banyak cadangan glikogen.
4)      Berulang  ( Recurrent) : disebabkan oleh adanya kerusakan enzimatis, atau metabolisme insulin terganggu.

b)      Sebagian besar penyebab hipoglikemi karena diabetes dengan pengobatan insulin atau sulphonilurea
Penyebab hipoglikemi pada pasien sehat :
1)      Obat
2)      Alkohol
3)      Salisilat
4)      Monselektif Beta Bloker
5)      Overdosis insulin atau oral hipoglikemik  agent
6)      Aktifitas yang terus menerus
7)      Insulinoma
Penyebab hipoglikemia pada pasien sakit :
1)      Sepsis dan shock
2)      Infeksi: malaria, pengobatan Quinine
3)      Puasa, anoreksia nervosa
4)      Kerusakan hepar
5)      Gagal jantung
6)      Gagal ginjal
7)      Endokrin
a.    Hipotalamus
b.    Pituitory
8)       Insufisiensi axis adrenal pada kortisol dan hormon pertumbuhan
a.    Antibodi insulin
Tumor pada sel non-islet seperti sarioma, mesothelioma
Masalah kongenital hepar meliputi defek pada karbohidrat, asam amino dan metabolik asam lemak.
1. 5            Tanda dan Gejala Klinis
Hipoglikemia biasanya manifestasinya luas pada syaraf seperti :
1)   Neurogenik/autonomik (kadar gula 2,8-3 mmol/L) status berlebihan pada simpatis dengan diaphoresis, takikardi gelisah dan pucat.
2)   Neuroglikopenia (kadar gula <2,5-2,8 mmol/L).
3)   Iritabilitas, kebingungan dan agresif
4)   Penurunan kesadaran
5)   Kejang
6)   Defisit fokal neurogenik

1. 6            Penatalaksanaan

1)   Monitoring: ECG, nadi dengan oxymetry, tanda vital

2)   Memberi O2 dengan aliran rendah

3)   Mencek kadar glukosa semua pasien dengan penurunan kesadaran

4)   Menanyakan riwayat pekerjaan

5)   Mengecek apakah ada diabetes mellitus, riwayat pengobatan banyaknya dosis obat dan adanya penyakit kronis yang lain

6)   Jika pasien tidak sadar maka keluarga harus ditanya tentang riwayat penyakit, obat yang diberikan, kartu berobat, serta melihat sisa obat


1. 7            Pengobatan
Diberikan  untuk yang masih sadar dan pasien yang kooperatif serta pasien tak sadar atau tidak kooperatif.
1)      Sadar dan kooperatif :
a)      Obat oral
b)      Minum-minuman kaya karbohidrat (glukolin, ensure, milo, air gula) dan sebagainya

2)      Tidak sadar / Nonkooperatif :
a)      Infus D 50% 40-50 ml
b)      Jika pasien susah diinfus diberi IM/SC glucagon 1 mg
c)      Jika terjadi karena alkohol yang kronik beri intravena thiamin 100 mg
d)     Jika karena adrenal insufiensi beri hidrocortison intravena
e)      Jika karena trauma beri tetanus profilaksis

1. 8            Prioritas Keperawatan
1)   Memperbaiki cairan elektrolit dan keseimbanga asam basa.
2)   Memperbaiki metabolisme abnormal.
3)   Mengidentifikasi atau membantu penanganan terhadap penyebab / penyakit yang mendasarinya.
4)   Mencegah komplikasi
5)   Memberikan informasi tentnng proses penyakit/ prognosis, perawatan diri dan kebutuhan pengobatannya.

1. 9            Pemeriksaan Diagnostik
1)   Kadar glukosa vena, ureum/elektrolit/creatinin, tesfungsi lever, darah lengkap dan sebagainya.
2)   Jika pasien tidak diabet diberi 1-2 extra kantung darah dalam es untuk serum insulin, C-peptide dan cortisol untuk bahan evaluasi endokrine.
3)   Pengobatan tidak perlu menunggu hasil laboratorium.

1. 10             Diagnosa Keperawatan Yang Muncul
1)   Potensial komplikasi s.e kadar glukosa plasma yang rendah seperti, gangguan mental, gangguan perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom, koma hipoglikemi.
2)   Potensial terjadi infeksi s.e penurunan daya tahan tubuh.
3)   Potensial Ggn Keseimbangan cairan dan elektrolit s.e peningkatan pengeluaran keringat.
4)   Keterbatasan gerak dan aktivitas s.e hipoglikemi pada otot.

1. 11            Rencana Asuhan Keperawatan
1)      Potensial komplikasi s.e kadar glukosa plasma yang rendah seperti, gangguan mental, gangguan perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom, koma hipoglikemi.
Tujuan :
1)      Kadar glukosa dalam darah dapat kembali normal.
2)      Tidak terjadi gangguan perkembangan otak
3)      Tidak terjadi gangguan syaraf otonom
Kriteria Hasil :
Pasien melaporkan kadar gula dalam darah kembali normal.
Intervensi :
1)      Cek serum glukosa sebelum dan setelah makan
R : Menganalisa glukosa dalam darah
2)      Monitor : kadar glukosa, pucat, keringat dingin, kulit yang lembab
R : Membantu melihat hasil, dan intervensi yang dilakukan
3)      Monitor vital sign
R : Mengetahui tanda tanda vital
4)      Monitor kesadaran
R : Melihat tanda tanda kesadaran,penurunan atau kenaikan
5)      Monitor  tanda gugup, irritabilitas
R : Melihat tanda tanda iritabilitas
6)      Analisis kondisi lingkungan yang berpotensi menimbulkan hipoglikemi.
R : Meminimalisir terjadinya hipoglikemi berat
7)      Cek BB setiap hari
R : Mengetahui perkembangan intake output
8)      Cek tanda-tanda infeksi
R : Mengetahui timbulnya infeksi

2)        Potensial terjadi infeksi s.e penurunan daya tahan tubuh.
Tujuan :
Infeksi dapat terhindari
Kriteria Hasil :
Tidak adanya keluhan infeksi oleh pasien
Intervensi :
1)      Lakukan prosedur perawatan tangan sebelum dan setelah tindakan
R : Menghindari kontaminasi, penyebaran penyakit
2)      Pastikan setiap benda yang dipakai kontak dengan pasien dalam keadaan bersih atau steril
R : Menghindari terjadinya infeksi nosokomial
3)      Cegah kontak dengan petugas atau pihak lain yang menderita infeksi saluran nafas.
R : Menghindari kontaminasi, penyebaran penyakit
4)      Anjurkan keluarga agar mengikuti prosedur septik aseptik.
R : Prosedur perawatan yang benar akan mempercepat penyembuhan
5)      Berikan antibiotik sebagai profolaksis sesuai dengan order.
R : Untuk mempercepat penyembuhan
6)      Lakukan pemeriksaan DL, UL, FL secara teratur.
R : Mengetahui terapi apa yang akan di berikan
3)        Potensial Gangguan Keseimbangan cairan dan elektrolit s.e peningkatan pengeluaran keringat.
Tujuan :
Kebutuhan cairan dapat terpenuhi
Kriteria Hasil :
1.      Turgor kulit baik
2.      Tidak ada tanda tanda dehidrasi
Intervensi :
1)      Cek intake dan output
R : Mengetahui status cairan yang dibutuhkan pasien.
2)      Berikan cairan  sesuai dengan  kebutuhan pasien
R : Memenuhi kebutuhan cairan selama cairan oral tidak memungkinkan
3)      Cek turgor kulit pasien
R : Mengetahui adanya hidrasi
4)        Keterbatasan gerak dan aktivitas s.e hipoglikemi pada otot.
Tujuan :
Dapat melakukan gerak secara maksimal
Kriteria Hasil :
Pasien dapat melakukan aktifitas secara mandiri
1)      Bantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
R : Membantu intervensi kebutuhan yang spesifik.
2)      Lakukan fisiotherapi.
R : Dapat membantu pemulihan pasien secara umum




DAFTAR PUSTAKA

Carpenito (1997), L.J Nursing Diagnosis,  Lippincott , New York
Manjoer, A, et al, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jakarta, Medika aeusculapeus
Marino (1991), ICU Book, Lea & Febiger, London
Nelson (1993), Ilmu Kesehatan Anak,  EGC, Jakarta
Suryono Slamet, et al, 2001, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 2, edisi , Jakarta, FKUI
Suparman (1988), Ilmu Penyakit Dalam , Universitas Indonesia, Jakarta.


Wong and Whaley (1996) Peiatric Nursing ; Clinical Manual, Morsby, Philadelpia

0 komentar:

Post a Comment